Rabu, 14 Juli 2010

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega “Antara ada dan tiada”


Gerakan Pramuka beberapa saat lagi akan memasuki usia yang 44 tahun sejak berdirinya pada tahun 1961. Usia 44 tahun jika seorang manusia adalah usia yang telah cukup matang dalam kehidupan, usia yang telah merasakan asam garamnya kehidupan dan yang pasti banyak pengetahuan dan pengalaman hidup serta bijaksana dalam bertindak.

Jika difilosofikan usia 44 tahun merupakan masa-masa bijaksana dimana selalu berusaha mengerti lebih dahulu baru dimengerti. Jika dikaitkan dengan kondisi Gerakan Pramuka saat ini, banyak ketidak sesuaian di segala sudut pandang. Disadari atau tidak ini merupakan efek dari pola pembinaan selama ini.

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah calon-calon penerus yang dibina dalam Gerakan Pramuka yang seharusnya memiliki peranan penting dalam organisasi ini. Tapi kenyataannya, sedikit sekali porsi yang diberikan untuk berperan dalam gerak orgnisasi yang notabennya adalah organisasi pendidikan kaum muda. Hal ini berdampak pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para penegak dan pandega. Sedikit sekali yang menimbulkan manfaat nyata bagi Pramuka Penegak dan Pandega serta masyarakat. Karena kurangnya ekspresi dari para Penegak dan Pandega itu sendiri, ini merupakan indikasi dari Pramuka Penegak dan Pandega hanya diperbantukan saja. Apalagi dalam wadah pembinaan yang ada, para Pramuka Penegak dan Pandega hanya berfungsi sebagai pelengkap saja bukan merupakan bagian terpenting dari wadah tersebut.

Sejak diberlakukannya AD/ART Gerakan Pramuka tahun 2005, memang telah terlihat porsi untuk berperan yang diberikan kepada para Penegak Pandega namun hal ini belum dibarengi dengan pembinaan yang seimbang serta arahan yang efektif.


Saya yakin para Penegak saat ini masih belum memahami maksud dari Penegak itu sendiri berada. Karena masih melekatnya tradisi usang yang terus dipakai turun temurun dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega sekarang. Sehingga menimbulkan dampak yang sangat berpengaruh sekali terutama di masyarakat. Pramuka Penegak dan Pandega saat ini cenderung mengeksklusifkan diri dari pergaulan masyarakat dan kegiatannya pun belum sepenuhnya bermanfaat nyata bagi masyarakat. Dan ini mengesankan bahwa Pramuka Penegak dan Pandega itu ada kegiatannya namun tiada manfaatnya secara konkrit baik terhadap Penegak Pandega itu sendiri maupun masyarakat.

Hal tersebut menimbulkan keprihatian yang serius karena jika terus berlanjut maka Pramuka Penegak Pandega yang diharapkan dapat meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang membawa bangsa ini menuju kemerdekaan yang sebenarnya hanyalah khayalan belaka.

Maka dari itu, kita sebagai Pramuka Penegak dan Pandega wajib memahami fungsi dan tugas kita sebagai Pramuka Penegak dan Pandega. Dengan memahami fungsi dan tugas kita dapat melaksanakan segala kegiatan dengan terarah dan bermanfaat nyata.

Dari segi kuantitas pun Pramuka Penegak dan Pandega mengalami kecenderungan menurun setiap tahunnya, karena kegiatan-kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega semakin tiada kegiatannya yang berarti, kalaupun ada hanya sebatas ‘yang penting ada’ kegiatan. Sehingga tidak memiliki semangat untuk memotivasi para Pramuka Penegak dan Pandega.

Coba sekarang hitung jumlah anggota Pramuka Penegak yang ada di sekolah masing-masing, paling banyak tidak lebih dari 20 orang saja dan yang aktif pun bisa dihitung dengan jari. Kalau pun ada banyak sifatnya terpaksa ikut karen diwajibkan atau jumlah keseluruhan dari kelas 1 sampai dengan kelas 3. Nah, ini merupakan indikator dari kurang efektif dan bermanfaatnya kegiatan Pramuka Penegak yang masih menggunakan pola ‘usang’ yang diwariskan turun temurun. Belum lagi jika kita kaji materi-materi pembinaan yang ada saat ini, semuanya sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi jaman sekarang atau tidak ‘up to date’. Maka jangan heran jika kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega saat ini tidak ‘ngetrend’ lagi bagi anak muda.

Apalagi kegiatan Kepramukaan di perguruan tinggi, jika tidak ada inovasi kegiatan maka tidak akan ada kegiatan kepramukaan diperguruan tinggi.


Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai Pramuka Penegak dan Pandega ?

Anda sendiri yang dapat menjawabnya. Saya akan berikan pilihan, ‘INOVASI atau MATI’. Jadi tidak salahkan, jika saya memberi judul di atas Pramuka Penegak dan Pandega “Antara ada dan tiada” . (terinspirasi dari sebuah judul lagu)

Jika memang tidak ingin disebut demikian maka harus ada tindakan nyata dari kita selaku Pramuka Penegak dan Pandega. Jangan hanya bicara saja, perencanaan penting tetapi jauh lebih penting menindak lanjuti rencana tersebut menjadi sebuah tindakan nyata dan bermanfaat. Saya jadi teringat sebuah iklan di televisi yang menggugah kesadaran saya, bahwa pemikiran, keinginan dan harapan tak akan terwujud tanpa diawali dengan sebuah tindakan kecil yang dilakukan terus menerus. Dan hal ini membutuhkan keberanian melawan rasa takut yang ada pada diri kita sendiri.


Meminjam istilah iklan tersebut, saya mencoba menggugah kesadaran kita semua sebagai Pramuka Penegak dan Pandega untuk berbuat nyata bagi kehidupan kita yang tentunya bermanfaat nyata bagi semuanya. Tujuanmu adalah masa depanmu. Meminjam istilah ulama kondang mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini juga.

Mari kita berikan yang terbaik semampu kita sebagai Pramuka Penegak dan Pandega, jika bukan kita, siapa lagi yang mau merubahnya ?


Disampaikan Oleh Sri Hendana ( http://danascouting.blogspot.com/2008_01_01_archive.html )

Comments :

0 komentar to “Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega “Antara ada dan tiada””


Posting Komentar

Pengurus DKC Tanah Datar Masa Ke masa

Album Kenangan Kwarcab Tanah Datar