
BAPAK SOEKARNO sebagai PRESIDEN RI dan BUNG HATTA sebagai WAKIL PRESIDEN RI, Mendapat informasi bahwa Belanda akan melancarkan serangn umum, maka beliau membuat surat kepada Mr. SYAFRUDIN PRAWIRA NEGARA yang ketika itu berada di Bukittinggi, Mandat tersebut menyatakan kalau dalam keadaan ibukota R.I Gawat. Maka harus dibentuk PEMERINTAH DARURAT R.I (PDRI) di Bukittinggi dan Mr. SYAFRUDIN PRAWIRA NEGARA sebagai PRESIDEN-nya. Kemudian bapak SOEKARNO HATTA juga membuat mandat kepada Mr. A.A MARAMIS yang sedang berada di NEW DELHI INDIA yang isinya kalau keadaan darurat didalam negeri supaya dibentuk PDRI di luar negeri dan Mr. A.A MARAMIS dicadangkan sebagai PRESIDEN.
Pada hari Minggu tanggal 29 Desember 1948 kota Bukittinggi dibumi hanguskan oleh Belanda dan lokasi Pesawat Pemancar Radio YBJ-6 merupakan sarana utama tidak luput dari seragam BOM Angkatan Udara Belanda, berkat pertolongan ALLAH SWT Pemancar radio YBJ-6 terhindar dari kehancuran dan segera diungsikan ke daerah Payakumbuh tepatnya di Halaban di kaki gunung sago dibawah pimpinan Mayor D.S ARDIWINATA, didaerah inilah pada tanggal 26 Desember 1948, susunan kabinet PDRI dilengkapi yang sebelumnya tidak sempat dilengkapi karena keadaan gawat. Didalam susunan kabinet PDRI tersebut ditunjuk Mr. A.A MARAMIS sebagai Menteri Luar Negeri PDRI, dan untuk menghubungi Mr. A.A MARAMIS satu-satunya jalan adalah melalui pesawat YBJ-6.
Selanjutnya crew Pemerintah PDRI dengan crew telekomunikasi pesawat YBJ-6 berpisah jalur perjuangannya, yaitu aparat Pemerintah menuju KOTO TINGGI dan crew YBJ-6 mennuju arah LINTAU/PAUAH TINGGI, namun ketika masih dalam persiapan untuk mengoperasikan, mata mata Belanda telah mencium keberadaan pesawat YBJ-6 didaerah ini, maka tidak ada alasan selain memindahkan pesawat secepatnya. Lalu dibawalah pesawat YBJ-6 BODI BALAI TANGAH, untuk mengamankan pesawat YBJ-6 didaerah ini dibuatlah suatu taktik yakni di pasang Bendera Merah ditiga jurusan yaitu jurusan payakumbuh, jurusan Pato dan jurusan Buo, taktik ini ternyata tidak berhasil karena mata mata Belanda juga dapat mencium keberadaan pesawat YBJ-6.
Pesawat YBJ-6 lalu diungsikan kembali ke daerah KAPALO ALAI SEROJA lubuk jantan jauh dipedalaman, sehingga waktu berada disini pesawat YBJ-6 dapat beroperasi lebih kurang seminggu. Waktu beroperasi disini dapatlah kontak dengan pesawat INDIA, tetapi belum sempat menyampaikan berita pengangkatan Mr. A.A MARAMIS sebagai Menteri Luar Negeri PDRI. Rupanya kurir BELANDA sangat lihai dan mengetahui persemmbunyian pesawat YBJ-6, keadaan semakain gawat Angkatan Udara belanda menembaki dan membom kecamatan lintau buo termasuk lokasi yang dicurigai sebagai tempat disembunyikannya pesawat YBJ-6.
Pusat Pemerintahan PDRI lintau buo dipindahkan ke BALAI TANGAH dan Pesawat YBJ-6 diungsikan ke LAREH AIE yang terletak diseberang batang sinamar. Pesawat ini digotong oleh masyarakat melalui jalan setapak menuruni tebing yang curam dan melalui JEMBATAN GANTUNG SOPAN, kemudian barulah sampai dirumah INYIAK SOMA (alm), yaitu sebuah RUMAH GADANG BATANDUAK LIMO (5) terletak di parak durian. Disinilah pesawat YBJ-6 dapat beroperasi dengan aman dan lancar selama lebih kurang tiga (3) bulan (januari s/d maret 1949).
Untuk kelancaran roda pemerintahan PDRI Kecamatan Lintau Buo serta pasukan TNI dan sukarelawan di Medan Perang dengan kesadaran tinggi dan semangat juang 45 rakyat lintau buo dengan jujur menyerahkan iuran perang/pajak melalui DATUK PALO (wali nagari) dan camat. Bukan itu saja, RAKYAT secara bergiliran menyediakan NASI BUNGKUS setiap hari, untuk makan TNI dan Sukarelawan dimedan tempur yang dikoordinir oleh petugas dapur umum, bahkan ada diantara masyarakat Lintau Buo dengan sukarela membantu dengan TERNAK untuk BIAYA PERANG melawan Belanda.
Pada tanggal 26 Januari 1949 barulah dapat disampaikan berita pengangkatan Mr. A.A MARAMIS secara empurna dan utuh, setelah konfrensi PAN ASIA selesai Mr.A.A.MARAMIS bersama kawan-kawanya terbang ke Amerika untuk menghadap sekjen PBB menyampaikan bawah NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ) masi utuh, akhirnya sekjen PBB mengakui keberadaan NKRI dibawah kepemimpinan SYAFRUDIN PRAWIRA NEGARA.
Sementara Itu keadaan di Lintau Buo sangat gawat, untuk mengatasi bahaya dari pihak Belanda maka kecamatan Lintau Buo dibantu oleh TNI dibawah pimpinan Letna AJIS LAKON dan pasukan Brimob dibawah pimpinan Inspektur Polisi ANIR SUNARYO dan ditambah pasukan sukarelawan PEMUDA MOBIL TERAS ( PMT ) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan serangan Belanda yang bermarkas di TALUK yang selalu mengintai dan ingin menghancurkan pesawat pemancar YBJ-6 disembunyikan di LAREH AIE.
Camat Militer kecamatan Lintau Buo yang bernama R.CIPTO memerintahkan supya masyarakat mengosokn Nagari Taluk, Tigo Jangko, Pangian, dan Buo. Rakyat harus mengunsi kehutan, sehingga tentara Belanda maju selalu mendapat serangan dari tentara kita.
Cerita ini berasal dari seorang saksi hidup yaitu Bapak H. Sutan Djamaris, Ketua DH Angkata 45 ranting Lintau Buo, yang diwaktu CLAS ke II tahun 1948 / 1949 bertugas pada kepolisian RI kecamatan Lintau Buo dobawah pimpinan AIP TASMAD. Oleh karena keberadaan Pesawat Pemancar Radio YBJ-6 tidak mungkin dipertahankan lagi di Lareh AIE karena kurir Belanda telah mengetahui tempat persembunyian ini, Maka pesawat ini diungsikan lagi kedalam melalui Talang, Sangki Tinggi, Koto Panjang, Tanjung Bonai Aua dan terus ke Tamparungo, Sumpur Kudus, Silantai, Unggan, Padang Lunggo, Tanjung Lansek, Pamasihan, Halaban dan setelah SISPIYER tanggal 11 Januari 1950 dibawa lagi ke Bukittinggi dan disimpan di MUSEUM PERJUANGAN BUKITTINGGI dan perjalanan aparat Pemerintahan PDRI, melalui jalur tersendiri tetapi hubungan komunikasi tetap ada dengan CREW Pesawat Pemancar Radio YBJ-6 karena CREW Aparat Pemerintahan PDRI mempunyai sebuah pesawat kecil yang dapat ditenteng.
Dengan di adakanya KONFRENSI di DENHAG BELANDA pada bulan Desember 1949, maka selesailah perperangan antara Indonesia dengan Belanda pada CLAS ke II. Oleh karena Jasa Pesawat Pemancar Radio YBJ-6 sangat besar dalam membela NKRI, maka muncul suatu pertanyaan, APAKAH PERLU DIBANGUN MONUMEN PEMANCAR RADIO YBJ-6 di LAREH AIE? Jawabnya
Perlu dibangun MONUMEN Nasional Pesawat Pemancar Radio YBj-6 di LAREH AIE Nagari Lubuk Jantan kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar, iniakan menjadi bukti Fisik bawah RAKYAT KABUPETEN TANAH DATAR pada masa CLAS ke II tahun 1948 / 1949 telah berjuang mati-matian membela NKRI, dengan Cara Mengamankan Pesawat Pemancar Radio YBJ-6.
CTT: tulisan ini disadur dari tulisan Syakirin Putra LAREH AIE, Ketua Ranting Pemuda Panca marga Lintau Buo. Oleh Ir. Asrul Nurhasan

YOU Soekarno as President of the Republic of Indonesia and BUNG HATTA as VICE PRESIDENT OF RI, Getting the information that the Netherlands will launch a public serangn, so he made a letter to Mr. STATE PRAWIRA SYAFRUDIN that when it was in Bukittinggi, mandates that states if the state of RI Emergency capital. It must be formed GOVERNMENT EMERGENCY RI (PDRI) in Bukittinggi and Mr. STATE PRAWIRA SYAFRUDIN as its President. Then the father Soekarno Hatta also make a mandate to Mr. AA Maramis who was in NEW DELHI INDIA whose contents if domestic emergencies Emergency Government to set up overseas and Mr. A.A Maramis reserved as PRESIDENT.
On Sunday December 29 1948 the city of Bukittinggi hanguskan earth by the Dutch and the location of aircraft radio transmitter-YBJ primary means 6 is not spared from the Air Force uniform Dutch BOM, thanks to the help of Almighty GOD-YBJ radio transmitter 6 spared from destruction and immediately evacuated the area Payakumbuh precisely at the foot of the mountain Halaban sago under the leadership of Major DS ARDIWINATA, this area on December 26, 1948, the new cabinet is equipped Emergency Government had not previously provided for an emergency. In the new cabinet appointed by Mr. Emergency Government. AA Maramis as Minister of Foreign Affairs Emergency Government, and to contact Mr. AA Maramis the only way is through YBJ-6 aircraft.
The next crew to crew government telecommunications PDRI YBJ-6 aircraft separation line struggles, the government officials to KOTO and crew HIGH-YBJ direction mennuju Lintau 6 / PAUAH HIGH, but when I was in preparation for the operation, Dutch eye eye has kissed the presence plane-YBJ 6 of this area, there is no reason other than to move the plane as soon as possible. Then they brought the plane YBJ-6 body BALAI Tangah, to secure the YBJ-6 aircraft of this area was made a tactic that is in pairs of Red Flag is majoring ditiga PAYAKUMBUH majors, majors and majors Pato Buo, this tactic was not successful because the eyes of Dutch eyes can also kiss existence of YBJ-6 aircraft.
YBJ-6 aircraft and evacuated back to the depths SEROJA KAPALO male ALAI far hinterland, so that the time is here YBJ-6 aircraft can operate more or less a week. When it can be operated here INDIA contact with the plane, but have not had the appointment of Mr. news. A.A Maramis as Minister of Foreign Affairs Emergency Government. It seems very shrewd Dutch courier and know persemmbunyian aircraft YBJ-6, the state of emergency semakain Dutch air force firing and bombing Buo Lintau district including suspected locations where aircraft hide YBJ-6.
Emergency Government Government Center Lintau Buo moved to BALAI Tangah and YBJ-6 aircraft were evacuated to lareh AIE is situated opposite the stem sinamar. The aircraft carried by the public through a path down the steep cliffs and through COURTEOUS suspension bridge, and then got home INYIAK Soma (late), which is a BATANDUAK GADANG HOUSE LIMO (5) located in the interspace durian. Here YBJ-6 aircraft can operate safely and smoothly for about three (3) months (January to March 1949).
To smooth the wheels of government Lintau Buo District Emergency Government and the TNI troops and volunteers in the War with high awareness and morale Buo Lintau 45 people honestly give a war dues / taxes through DATUK PALO (village mayor) and sub-district head. Not only that, in turn providing PEOPLE rice packets every day, to feed military and combat diMedan Volunteers coordinated by the general kitchen worker, even among people Lintau Buo volunteered to help with ANIMAL WAR COSTS against the Dutch.
On January 26, 1949 can be submitted before the appointment of Mr news. AA in empurna Maramis and intact, after the conference finished PAN ASIA Mr.AAMARAMIS with friends kawanya fly to America to face the UN secretary general told the Homeland (the Unitary Republic of Indonesia) information intact, the UN secretary-general finally acknowledged the existence of the Republic of Indonesia under the leadership of PRAWIRA SYAFRUDIN STATE .
While the situation was very serious Lintau Buo, to overcome the dangers of the Dutch, then the district Buo Lintau assisted by military under the leadership of the play and Letna AJIS Mobile Brigade troops led by Police Inspector ANIR SUNARYO and volunteer troops plus YOUTH CAR TERAS (PMT) which has been prepared prior formerly with the Dutch attack based on TALUK always lurking and want to destroy aircraft-YBJ transmitter hidden in lareh 6 AIE.
Military Camat Buo Lintau district named R. Cipto ordered society mengosokn Nagari supya Taluk, Tigo Jangko, Pangian, and Buo. People should mengunsi kehutan, so the Dutch army forward is always under attack from our troops.
This story comes from a living witness of Mr. H. Sutan Djamaris, Chairman of the DH 45 branches Lintau Angkata Buo, which soften Clas II year 1948 / 1949 served in the police districts of RI dobawah Buo Lintau TASMAD AIP leadership. Because of the existence of Aircraft Radio Transmitter YBJ-6 can not be maintained longer in lareh AIE for the Dutch carrier has to know this hiding place, then evacuated again this plane into the Gutters, Sangki High, Koto Panjang, Tanjung Bonai Aua and continues to Tamparungo, Holy Sumpur , Silantai, Unggan, Lunggo Padang, Tanjung Lansek, Pamasihan, Halaban and after SISPIYER dated January 11, 1950 was brought back to Bukittinggi and stored at STRUGGLE MUSEUM BUKITTINGGI and government officials traveling Emergency Government, through its own channels of communication, but still there is a CREW Aircraft Radio Transmitter YBJ-6 because CREW Government Emergency Government officials have a small aircraft that can carry.
With the conference in adakanya DUTCH DENHAG in December 1949, then finished with perperangan between the Dutch in Indonesia Clas II. Because Services Aircraft Radio Transmitter YBJ-6 is very large in defense of the Republic of Indonesia, it appears a question, ARE BUILT TO RADIO monuments YBJ PEMANCAR-6 in lareh AIE? The answer
Need to build the National Monument Aircraft Radio Transmitter 6 in YBj-Nagari AIE lareh Males Lubuk North Buo Lintau district Tanah Datar, iniakan Physical evidence of the PEOPLE'S LAND KABUPETEN Clas Plain during the second year 1948 / 1949 has struggled to defend the Republic of Indonesia, Securing aircraft Way Radio Transmitter YBJ-6.
Note: This article adapted from the writings of AIE lareh Syakirin Son, Chairman of the Youth branch of the clan Lintau Panca Buo. By Ir. Asrul Nurhasan
Comments :
0 komentar to “SEJARAH RINGKAS PERJUANGAN PESAWAT PEMANCAR RADIO YBJ-6 DI KABUPATEN TANAH DATAR ( STRUGGLE Brief History PEMANCAR AIRCRAFT RADIO YBJ-6 IN FLAT LAND”
Posting Komentar